KANGEN MASA KECIL DULU

Selamat pagi sobat Mas Mur semua, apa kabar nih sobat ? semoga sobat semua senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah SWT yang senantiasa pemilik Alam Raya ini, tak lupa semoga juga terlimpahkan ke Mas Mur juga Aamiin. Entah mengapa pagi ini Mas Mur merasa sangat kangen dengan suasana alam waktu dulu sob, sewaktu Mas Mur masih kecil yah kira-kira usia SD lah.

clip_image002Waktu itu, suasana alam di kampung ku masih sangat asri sob, bukan berarti sekarang sudah tidak asri, sekarang saja masih asri lho, hanya saja beda dengan dulu. Walaupun kampung tempat tinggalku berada di daerah pedesaan tapi tetap saja terkena dampak perkembangan jaman, contohnya saja sudah ada tuh yang namanya minimarket, warnet, dan lain sebagainya, hehehe

Namun bukan masalah perkembangan jaman ini yang mau aku komentari Sob, namun masalah perubahan alamnya. Dulu masih banyak dijumpai binatang-binatang kecil seperti kupu-kupu, capung, kumbang dan lain sebagainya, yang mana binatang-binatang itupun masih banyak ragamnya, misalnya saja capung, mulai dari yang kecil clip_image004sampai dengan yang besar ada. Namanya saja beraneka ragam lho sob, dalam bahasa jawa ada namanya “kinjeng dom” (capung yang ekornya kecil seperti jarum), “kinjeng dempo” (capung yang warnanya loreng-loreng seperti baju tentara itu lho sob), “kinjeng warna-warni” (dapung yang warnanya macem-macem sob, ada merah, kuning, cokelat, dan lain-lain, “kinjeng cilik” (capung yang badanya kecil, tidak bisa besar sob), “kinjeng tangis” (ini sebenarnya bukan capung, bentuknya lebih mirip jangkrik, tapi berbunyi nyaring, ditempat Mas Mur jika ada suara kinjeng tangis maka hari itu pertanda cuaca cerah) selain “kinjeng tangis” yang dijadikan sebagai tanda cerah cuaca adalah suara “gareng pong” yang bentuknya mirip belalang apa ya, soalnya jarang terlihat, ngumpetnya didahan pohon agak tinggi sob.

Nah binatang-binatang yang aku sebutin tadi itu sob, sekarang keberadaannya sudah tidak sebanyak dulu, yah mungkin besok anak cucu bisa jadi gak bisa melihat dan mendengar secara langsung sob. Hanya bisa menikmati melalui media gambar saja. Hemz sedih L

clip_image006Bahkan nyari jangkrik yang besar dan bisa bersuara merdu seperti waktu aku kecil dulu saja sekarang agak sulit sob, yang ada juga hanya jangkrik makanan burung aja tho ? padahal dulu ada yang namanya “jangkri tlupo” (jangrik yang bisa bersuara keras tapi badannya Cuma kecil dan tidak bisa besar), “jangkrik njlitheng” (jangkrik yang warnanya hitam pekat dan suaranya nyaring, biasanya ini dicari oleh teman-teman dulu, bisa dikatakan sebagai jangkrik yang perkasa), “jangkrik ndabang” (jangkrik ini sering disebut juga “jangkrik ndebok abang” karena warnanya agak kecoklatan dan suaranya nyaring dan merdu), ada lagi “jangkrik gothang” (jangkrik ini sebenarnya jangkrik cacat, yang kakinya ada yang hilang), dan ada juga “jangkrik wadon” (jangkrik betina sob, tidak bersuara nyaring karena bulunya halus, ini tidak dikoleksi sob, biasa untuk makanan burung. Thu kan banyak tho sob jenisnya ? sekarang sudah jarang ada. Burung-burung sawah saja dulu banyak sob, ada “manuk emprit”, “manuk emprit ganthil”, “manuk emprit peking”, hehehe, sekarang sudah jarang ditemui.

Nah bagaimana dengan daerah sobat ? masih ada gak binatang-binatang yang waktu kecilnya sobat ada, sekarang sudah jarang ada ?

Dan itu tadi nama-nama binatang yang disebut dengan sebutan di daerah tempat Mas Mur sob, di daerah Pandak Bantul Yogyakarta... hehehe

Aneh dan unik tho sob ?

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "KANGEN MASA KECIL DULU"

  1. Ceritanya kok persis sama cerita masa kecil saya dulu Mas Mur. Kebetulan kampung saya deket dengan Bengawan solo, tiap malam kalau lagi musim kemarau mainnya dipinggir bengawan, main petak umpet dibawah sinar bulan, bersembunyi dibalik ketela rambat yang buahnya amat besar waktu itu, hampir seukuran bola sedang. Kalau pulang cari2 ndebog abang dulu. Tapi sekarang sudah jauh berbeda dengan dulu. Tidak ada lagi suasana seperti itu. Ketelapun kecil-kecil, borengen lagi. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Benar Mas, suasana alam sekarang memang berbeda, yah mungkin ini juga karena ulah tangan manusia yang menyebabkan ketidakseimbangan ini Mas...
      Terimakasih mas, kunjungannya...:)

      Hapus